Translate

Kamis, 13 September 2012

LATAR BELAKANG MINAT BERKEBUN


Pengertian Lahan Kering

Menurut Suwardji, 2003; Lahan kering dalam seminar nasional pengembangan wilayah lahan kering ke 3 di Lampung : (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi .
Sedangkan definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).

Perkebunan kami termasuk katagori lahan kering yang disebut  lahan tegalan, topografinya miring, tidak pernah tergenang air, pengairannya hanya mengandalkan air hujan. Oleh karena itu pertumbuhan tanaman diatasnya sangat tergantung dari air hujan. Namun demikian kami tetap bertekad untuk memberdayakan lahan tegalan yang banyak kita jumpai di wilayah Karangasem, Bali Timur,.khususnya di sebagian wilayah kedesaan Bukit, Seraya sampai ke Kecamatan Abang dan Kubu.  Kondisi tanah tegalan yang ada di Bebandem dan Rendang kondisinya lebih subur dibanding tegalan yang ada di Kecamatan Karangasem, Abang dan Kubu.

A. Latar Belakang Minat Berkebun.
Yang menarik minat saya tentang perkebunan sesungguhnya karena ada kerinduan terhadap suasana alam, kesejukannya, keheningannya dan terasa  damai ketika berada di dalamnya.
Yang kedua, karena prihatin dengan banyaknya lahan tidur yang dibiarkan terlantar seperti lahan tak bertuan tanpa sentuhan tangan manusia. Alangkah berdosanya kita kehadapan ibu pertiwi yang sudah dan selalu melimpahkan berkahnya kepada semua mahluk hidup di dunia ini. Kita punya kewajiban sebagai manusia yang memiliki akal dan budi serta diberi kesempatan untuk mengelola alam dengan sedikit sentuhan dan kerja keras dengan harapan agar alampun bisa memberi manfaat kepada kita semua, bukan malah sebaliknya dengan merusaknya. Kenapa banyak dijumpai pemilik  lahan di pedesaan membuang waktunya  nongkrong di warung-warung ngerumpi yang tidak bermakna,  ataupun berjudi. Tidak satupun manfaat yang bisa didapatkan dari kebiasaan malas seperti itu. Berhakkah kita menuntut kesejahteraan hidup, kalau kita sendiri tidak memperjuangkannya?  Bagaimana ada harapan kalau kita sendiri tidak melakukan usaha apa-apa. Bukan salah bunda mengandung, bukan salah siapapun kalau kita hidup miskin karena sesungguhnya kitalah yang memilih jalan untuk menjadi orang miskin, karena hidup adalah pilihan. Terbesit keinginan untuk meyakinkan orang bahwa berhasil tidaknya kita sebagai petani bukan karena banyaknya modal yang kita miliki, bukan karena memiliki tanah basah/sawah yang subur, tetapi yang menjadi modal utama adalah karena ada tekad, keyakinan, kemauan dan kecintaan kita terhadap alam, dan tanaman. Sebab hubungan antara manusia dengan lingkungannya, termasuk dalam salah satu pelaksanaan konsepTri Hita Karana.

B. Memanfaatkan Peluang.
Pada akhir tahun 2006 salah satu keluargaku ada yang ingin menjual tanah tegalan/lahan kering seluas 97 are, walaupun sudah ditawarkan melalui makelar ternyata tidak ada yang berminat.
Alasannya;
1. tidak ada akses jalan;
2, tanahnya miring dan berbatu;
3. hasilnya tidak memadai, karena isinya semak belukar
4. tanah tegalan, otomatis hanya bisa ditanami pada waktu musim hujan saja.
Kesempatan ini saya manfaatkan untuk mencoba mewujudkan apa yang selama ini saya mimpikan, mungkin bagi orang lain menganggap rencana saya hanya mimpi. Sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin kalau kita tahu solusinya. Kalau sudah berhasil biasanya petani lebih mudah meniru dari pada mencoba sendiri dan dampak selanjutnya saya ingin memberikan imbas positip kepada pemilik lahan sekitarnya.


C. Pembersihan Lahan.
Setelah tanah itu resmi saya bayar, selanjutnya yang saya lakukan adalah pertama mencari tukang sensor untuk menebang kayu-kayu yang sudah tua dan tidak produktip lagi, yang kedua mengupah 5 orang tenaga kerja untuk membersihkan semak belukar dan membuat terasering. Kondisi tanah waktu itu sebagian sudah memiliki terasering dan sebagian berisi tanaman rumput alang-alang. Hampir satu bulan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk terasering seperti yang diharapkan. Sepanjang pematang dibuatkan lubang dengan jarak antara 4-5 m untuk menanam kelapa genjah. Mungkin jaraknya sedikit rapat, pertimbangan saya waktu itu adalah mengantisipasi kalau ada tanaman yang mati bisa menjadi cadangan pengganti dan dengan harapan lingkungannya cepat rindang. 

D. Penanaman Pohon
Pada bulan Maret 2007 saya mulai menanam pohon kelapa, air untuk menyiram tanaman diangkut dari sungai yang kondisinya mulai mengering. Sayang sekali pada tahun itu musim panas cukup panjang, akibatnya dari 200 pohon kelapa yang saya tanam hanya 50 pohon saja yang masih bisa bertahan hidup. Saya tidak mau menyerah dan saya menyiapkan bibit baru dan saya tanami lagi pada tahun berikutnyasekaligus  saya lakukan penanaman diversifikasi /tumpang sari dengan tanaman  pisang, cempaka, tanjung, gaharu dan pepaya sekaligus menanami kembali pohon  kelapa yang sudah mati. Dari 300 pohon kelapa yang ditanam yang mati sekitar 20 pohon, berarti sudah mulai ada hasil. Dari 75 pohon pepaya yang saya tanam yang hidup hanya 60 pohon saja. Dan ternyata dari 60 pohon pepaya yang hidup menghasilkan keuntungan Rp.12.000.000,-Paling tidak biaya pembersihan dan biaya pemeliharaannya sebagian sudah bisa ditutupi dari hasil penjualan pepaya. 

E. Penghasilan.
Disamping dari penghasilan  pohon pepaya juga dapat dari hasil penjualan pisang sehingga terkumpul pada tahun pertama sebanyak 15 juta rupiah. Itu artinya lahan sudah produktip walaupun belum maksimal, sayangnya pada musim panas semua tanaman berhenti berproduksi. Dulu sebelum diolah penghasilan tanah tegalan tersebut hanya 30 ribu rupiah/ 2 bulan. Kenapa saya memilih tanaman kelapa genjah, karena kebutuhan pasar terutama untuk kelapa daksina/sarana banten pejati .Tanaman yang dapat dilihat sampai saat ini sudah memasuki tahun kelima adalah seperti foto-foto yang ada dalam tulisan ini. Semoga banyak saudara-saudara saya berminat mengikuti jejak saya. 

F. Permasalahan
  • Akses Jalan; akses jalan penting sekali sebab kebutuhan waktu mengirim saprotan dan pengangkutan produksi waktu panen, sarana transportasi memegang peran utama. Oleh karena itu prioritas pertama saya adalah membangun jalan yang bisa dilewati kendaraan.
  • Sumber Air; yang menjadi kendala kedua dalam usaha perkebunan adalah air, terutama tahun pertama sampai tahun ketiga saat tanaman masih kecil yang sangat rawan dengan perubahan cuaca. Kalau diperhatikan bahwa produksi pertanian di musim panas untuk lahan kering sangat kecil sekali. Sebab  pertumbuhan pohon waktu itu akan terhenti, daun-daun berguguran dan bisa-bisa akan mati kalau panasnya berkepanjangan. Itulah sebabnya sangat dibutuhkan pengairan alternatif disaat keadaan darurat, perlu ada sumber air walaupun kecil, paling tidak tanaman dapat bertahan hidup.
  • Dampak dari tanaman kekurangan air dapat dilihat dari bentuk buah kelapa sejak masih bunga sampai jadi buah, bentuk buah kelapa di musim hujan besar dan bundar dan kalau di musim panas kecil dan lonjong. 
  • Saprotan; Sarana produksi seperti pupuk dan obat-obatan harus tersedia setiap saat, kalau sudah waktunya untuk dipupuk terutama menjelang musim hujan dan menjelang akhir musim hujan, minimal 2 kali dala setahun. Kebutuhan pupuk di lahan kering sangat besar, karena tanahnya poros dan mudah hanyut disaat musim hujan tiba apalagi kemiringan lahan cukup terjal.
  • Pemeliharaan; perawatan dibutuhkan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma dan tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dibutuhkan tenaga kerja untuk membersihkan lahan terutama kalau musim hujan. Saat itu pertumbuhan tanaman liar sangat cepat, bersaing dengan tanaman utama. Hasil rabasan semak belukar dan dijadikan pupuk organik.

G. Pemecahan Masalah
  • Pembuatan jalan dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemilik lahan sepanjang areal yang akan dilewati. Butuh biaya dan pengorbanan tetapi senang kalau bisa diwujudkan dan itupun dapat saya wujudakan dengan membuka jalan sepanjang 600 meter dengan lebar 7 meter dengan biaya swadaya.
  • Mencari sumber air atau memasang air ledeng, terutama untuk tanaman muda/bibit.
  • Menyiapkan saprotan sebelum dibutuhkan, kalau tidak disiapkan sebelumnya saat dibutuhkan stok di penjual bisa habis.
  • Kontrak tenaga kerja musiman, agar sewaktu-waktu siap bekerja.
H. Kesimpulan.
  • Asal ada kemauan pasti ada jalan, jangan menyerah sebelum mencoba, jangan cepat putus asa, kerjakan terus apa yang bisa dikerjakan, asal pangsa pasar tersedia.
  • Kerjakan sesuatu dengan senang, jangan hanya berorientasi pada keuntungan semata, maka kita akan dapat menerima resiko apapun kalau kita sudah siap mental. Tak ada perjuangan tanpa rintangan. Makin besar tantangan makin besar kepuasan yang kita dapatkan.
  • Untuk meraih mimpi harus disertai doa, usaha, dan teknik/strategi
  • Selamat mencoba,semoga termotivasi.







BUDIDAYA KELAPA HIBRIDA



 I. Latar Belakang
Produktivitas kelapa rakyat 3200 butir/hektar/tahun adalah rendah sekali , bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi normal sampai 18000 butir/ha/tahun. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Apalagi kalau tanaman kelapa ada di tanah tegalan yang sangat tergantung dari curah hujan. Dalam kondisi normal musim hujan antara 2 sampai 5 bulan per tahun. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan meningkatkan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.




II. Peremajaan Kriteria
• Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
• Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
• Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/Bibit
• Benih kelapa hibrida unggul.
• Benih disiapkan secara bertahap  5 – 12 bulan sebelum tanam.
• Umur bibit 5 – 8 bulan.

Pembuatan Lubang
• Sepanjang pematang dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 5 x 6 m / 4 x 7 m.
• Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan. Penanaman
• 2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan 20 kg pupuk organik dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.
• Bibit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penebangan kelapa tua
• Kelapa tua yang sudah tidak produktip semuanya ditebang dengan maksud kelak tidak mengganggu tanaman baru. Akibatnya karena penebangan pohon dilakukan sekaligus membuat lahan terbuka dan dapat mengakibatkan pada waktu musim panas tanaman yang baru ditanam banyak yang mati kekeringan. Sebaiknya tanaman tua ditebang secara bertahap dan disiapkan tanaman pengganti yang bisa menjadi pelindung tanaman yang baru ditanam. Selanjutnya  sisanya bisa ditanami secara bertahap sampai pada tahun kelima atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.  Tanaman dimaksud seperti; daun gamal,  pisang daun kayu santen, daun dapdap yang ditanam diantara dua tanaman kelapa. Sayangnya tanaman hijauan ini baru bisa hidup waktu musim penghujan. Oleh karena itu berdasarkan pengalaman saya kalau ingin melakukan peremajaan tanaman di atas lahan kering harus sudah memperhitungkan saat musim hujan tiba.

Pemeliharaan 
• Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
• Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg ura, 0,1 – 0,4 kg TSP, dan 0,6 – 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.
• Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
• Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama. Hama oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawan Metharizium dan Baculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisida Alliete melalui infis akar III.

Rehabilitasi
Kriteria
• Tanaman kelapa relatip muda, umur kurang 40 tahun.
• Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak berfungsi (pasang surut).
• Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.
• Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
• Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
• Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
• Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan berimbang berdasarkan analisis status hara daun dan tanah.

IV. Perluasan
Kesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping penggunaan bibit unggul
Cara yang dilakukan di masa lalu tanpa mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status bermasalah menjadi potensial.

Usaha Tani
• Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.
• Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system usaha yang komersial.
• Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan secara terpadu.

V. Diversifikasi Usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 – 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup layak. Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi hasilI). Era mendatang selera konsumen beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alami yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat berpeluang untuk dihasilkan.
Sayan melakukan dieversifikasi tanaman dengan tanaman pisang,pepaya, dan tanaman kayu-kayuan seperti gamelina, albesia dan cempaka, dengan harapan dapat tambahan penghasilan sebelum kelapa berproduksi. Untuk tanaman kelapa hibrida kalau kondisi normal setelah berumur 4-5 tahun sudah mulai berbunga. Produksi optimal setelah berumur 7 sampai 15 tahun. Demikian pengalaman saya dalam membudidayakan kelapa hibrida yang dalam satu hektar berisi 300 pohon.

Rabu, 12 September 2012

BUDIDAYA PEPAYA


SYARAT PERTUMBUHAN

Sebenarnya pepaya dapat tumbuh di semua kondisi alam, asal bisa merekayasa kondisi alam yang sesuai dengan persyaratan teknsnya. Karena secara teknis pepaya dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah hujan 1000 - 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7. Saya mencoba menanam pepaya yang kondisi alamnya kering, tanah berpasir dengan kemiringan hampir 45 derajat. Kemiringan sedemikian menguntungkan ketika musim hujan, karena air hujan tidak akan pernah menggenang. Tanaman pepaya tidak boleh terendam air, karena dapat mengakibatkan busuk akar. Demikian pula sebaliknya kalau terlalu kering, daun-daunnya akan rontok dan bunganya berguguran. Dari uji coba saya antara pepaya thailand dan california memiliki pangsa pasar tersendiri, secara ekonois sama-sama menguntungkan. Karena sementara saya belum fokus berkebun, karena masih aktip di PNS maka hasilnya belum maksimal. Seharusnya sudah dapat diprediksi segmen pasar yang masih ada peluang, dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan, sehingga dapat dipenuhi tanpa terputus di tengah jalan.


PEMBIBITAN
1. Persyaratan Bibit/Benih
• Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di bagi 3 bagian, biji bagian ujung dibuang, yang diambil adalah biji bagian tengahnya. Biji yang muda dan mengambang di air juga dibuang, baru kemudian biji yang dipilih dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh (diangin-anginkan).
• Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
2. Penyiapan Benih
Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Karena kami menanam pepaya sebagai tanaman tumpangsari, maka ruang terbuka yang masih bisa ditanami pepaya sekitar 200 pohon saja. Benih direndam dalam air selama 24 jam, lalu ditiriskan dan kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan dan ditambah pupuk cair superbionik/EM4.

3. Teknik Penyemaian Benih
• Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
• Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 - 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
5. Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 - 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.

PENGOLAHAN MEDIA TANAM
1. Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.
2. Pembentukan Bedengan
• Bentuk bedengan berukuran lebar 200 - 250 cm, tinggi 20 - 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.
• Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
2. Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
3. Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang atau dengan SUPERNASA.

TEKNIK PENANAMAN
1. Pembuatan Lubang Tanam
• Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. - - Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 - 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang - lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman.
• Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang - lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.
2. Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.

PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
2. Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
3. Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
4. Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.
Cara pemberian pupuk:
• Untuk uji coba kami menggunakan pupuk organik dan kotoran sapi dan sedikit NPK dicampur dan ditanam melingkar.
• Satu bulan kemudian lakukan pemupukan yang kedua.
• Saat umur tanaman 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga.
• Umur 6 bulan dan seterusnya 2 bulan sekali diberi pupuk sesuai anjuran.
• Siramkan SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
• Lakukan penyemprotan sesuai anjuran.
4. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disiram

5. HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda. Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita. Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati.
Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam


PANEN DAN PASCA PANEN
1. Ciri dan Umur Panen Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning.
2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan "songgo"  berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik. Asal ujung songgo ujungnya tidak boleh tajam, karena dapat melukai kulit pepaya. Yang paling aman dapat  menggunakan tangga.
2. Periode Panen
• Panen dilakukan secara selektip dengan melihat kondisi buah yang sudah siap panen.
Untuk menjaga kualitas buah pepaya sampai pada konsumen, teknik pengangkutanya juga perlu mendapat perhatian, terutama menjaga kondisi buah agar tetap segar dan mulus kulitnya, tidak digencet dan luka, karena dapat menurunkan kualitas buah.  Jenis pepaya yang banyak peminatnya di pasaran pada umumnya adalah jenis pepaya thailand, dan california. Karena tahan lama dan manis rasanya.