Translate

Kamis, 13 September 2012

BUDIDAYA KELAPA HIBRIDA



 I. Latar Belakang
Produktivitas kelapa rakyat 3200 butir/hektar/tahun adalah rendah sekali , bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi normal sampai 18000 butir/ha/tahun. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Apalagi kalau tanaman kelapa ada di tanah tegalan yang sangat tergantung dari curah hujan. Dalam kondisi normal musim hujan antara 2 sampai 5 bulan per tahun. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan meningkatkan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.




II. Peremajaan Kriteria
• Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
• Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
• Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/Bibit
• Benih kelapa hibrida unggul.
• Benih disiapkan secara bertahap  5 – 12 bulan sebelum tanam.
• Umur bibit 5 – 8 bulan.

Pembuatan Lubang
• Sepanjang pematang dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 5 x 6 m / 4 x 7 m.
• Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 40 x 40 x 50 cm atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan. Penanaman
• 2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan 20 kg pupuk organik dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.
• Bibit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penebangan kelapa tua
• Kelapa tua yang sudah tidak produktip semuanya ditebang dengan maksud kelak tidak mengganggu tanaman baru. Akibatnya karena penebangan pohon dilakukan sekaligus membuat lahan terbuka dan dapat mengakibatkan pada waktu musim panas tanaman yang baru ditanam banyak yang mati kekeringan. Sebaiknya tanaman tua ditebang secara bertahap dan disiapkan tanaman pengganti yang bisa menjadi pelindung tanaman yang baru ditanam. Selanjutnya  sisanya bisa ditanami secara bertahap sampai pada tahun kelima atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.  Tanaman dimaksud seperti; daun gamal,  pisang daun kayu santen, daun dapdap yang ditanam diantara dua tanaman kelapa. Sayangnya tanaman hijauan ini baru bisa hidup waktu musim penghujan. Oleh karena itu berdasarkan pengalaman saya kalau ingin melakukan peremajaan tanaman di atas lahan kering harus sudah memperhitungkan saat musim hujan tiba.

Pemeliharaan 
• Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
• Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg ura, 0,1 – 0,4 kg TSP, dan 0,6 – 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.
• Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
• Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama. Hama oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawan Metharizium dan Baculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisida Alliete melalui infis akar III.

Rehabilitasi
Kriteria
• Tanaman kelapa relatip muda, umur kurang 40 tahun.
• Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak berfungsi (pasang surut).
• Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.
• Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
• Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
• Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
• Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan berimbang berdasarkan analisis status hara daun dan tanah.

IV. Perluasan
Kesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping penggunaan bibit unggul
Cara yang dilakukan di masa lalu tanpa mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status bermasalah menjadi potensial.

Usaha Tani
• Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.
• Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system usaha yang komersial.
• Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan secara terpadu.

V. Diversifikasi Usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 – 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup layak. Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi hasilI). Era mendatang selera konsumen beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alami yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat berpeluang untuk dihasilkan.
Sayan melakukan dieversifikasi tanaman dengan tanaman pisang,pepaya, dan tanaman kayu-kayuan seperti gamelina, albesia dan cempaka, dengan harapan dapat tambahan penghasilan sebelum kelapa berproduksi. Untuk tanaman kelapa hibrida kalau kondisi normal setelah berumur 4-5 tahun sudah mulai berbunga. Produksi optimal setelah berumur 7 sampai 15 tahun. Demikian pengalaman saya dalam membudidayakan kelapa hibrida yang dalam satu hektar berisi 300 pohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar