Translate

Kamis, 13 September 2012

LATAR BELAKANG MINAT BERKEBUN


Pengertian Lahan Kering

Menurut Suwardji, 2003; Lahan kering dalam seminar nasional pengembangan wilayah lahan kering ke 3 di Lampung : (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi .
Sedangkan definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl).

Perkebunan kami termasuk katagori lahan kering yang disebut  lahan tegalan, topografinya miring, tidak pernah tergenang air, pengairannya hanya mengandalkan air hujan. Oleh karena itu pertumbuhan tanaman diatasnya sangat tergantung dari air hujan. Namun demikian kami tetap bertekad untuk memberdayakan lahan tegalan yang banyak kita jumpai di wilayah Karangasem, Bali Timur,.khususnya di sebagian wilayah kedesaan Bukit, Seraya sampai ke Kecamatan Abang dan Kubu.  Kondisi tanah tegalan yang ada di Bebandem dan Rendang kondisinya lebih subur dibanding tegalan yang ada di Kecamatan Karangasem, Abang dan Kubu.

A. Latar Belakang Minat Berkebun.
Yang menarik minat saya tentang perkebunan sesungguhnya karena ada kerinduan terhadap suasana alam, kesejukannya, keheningannya dan terasa  damai ketika berada di dalamnya.
Yang kedua, karena prihatin dengan banyaknya lahan tidur yang dibiarkan terlantar seperti lahan tak bertuan tanpa sentuhan tangan manusia. Alangkah berdosanya kita kehadapan ibu pertiwi yang sudah dan selalu melimpahkan berkahnya kepada semua mahluk hidup di dunia ini. Kita punya kewajiban sebagai manusia yang memiliki akal dan budi serta diberi kesempatan untuk mengelola alam dengan sedikit sentuhan dan kerja keras dengan harapan agar alampun bisa memberi manfaat kepada kita semua, bukan malah sebaliknya dengan merusaknya. Kenapa banyak dijumpai pemilik  lahan di pedesaan membuang waktunya  nongkrong di warung-warung ngerumpi yang tidak bermakna,  ataupun berjudi. Tidak satupun manfaat yang bisa didapatkan dari kebiasaan malas seperti itu. Berhakkah kita menuntut kesejahteraan hidup, kalau kita sendiri tidak memperjuangkannya?  Bagaimana ada harapan kalau kita sendiri tidak melakukan usaha apa-apa. Bukan salah bunda mengandung, bukan salah siapapun kalau kita hidup miskin karena sesungguhnya kitalah yang memilih jalan untuk menjadi orang miskin, karena hidup adalah pilihan. Terbesit keinginan untuk meyakinkan orang bahwa berhasil tidaknya kita sebagai petani bukan karena banyaknya modal yang kita miliki, bukan karena memiliki tanah basah/sawah yang subur, tetapi yang menjadi modal utama adalah karena ada tekad, keyakinan, kemauan dan kecintaan kita terhadap alam, dan tanaman. Sebab hubungan antara manusia dengan lingkungannya, termasuk dalam salah satu pelaksanaan konsepTri Hita Karana.

B. Memanfaatkan Peluang.
Pada akhir tahun 2006 salah satu keluargaku ada yang ingin menjual tanah tegalan/lahan kering seluas 97 are, walaupun sudah ditawarkan melalui makelar ternyata tidak ada yang berminat.
Alasannya;
1. tidak ada akses jalan;
2, tanahnya miring dan berbatu;
3. hasilnya tidak memadai, karena isinya semak belukar
4. tanah tegalan, otomatis hanya bisa ditanami pada waktu musim hujan saja.
Kesempatan ini saya manfaatkan untuk mencoba mewujudkan apa yang selama ini saya mimpikan, mungkin bagi orang lain menganggap rencana saya hanya mimpi. Sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin kalau kita tahu solusinya. Kalau sudah berhasil biasanya petani lebih mudah meniru dari pada mencoba sendiri dan dampak selanjutnya saya ingin memberikan imbas positip kepada pemilik lahan sekitarnya.


C. Pembersihan Lahan.
Setelah tanah itu resmi saya bayar, selanjutnya yang saya lakukan adalah pertama mencari tukang sensor untuk menebang kayu-kayu yang sudah tua dan tidak produktip lagi, yang kedua mengupah 5 orang tenaga kerja untuk membersihkan semak belukar dan membuat terasering. Kondisi tanah waktu itu sebagian sudah memiliki terasering dan sebagian berisi tanaman rumput alang-alang. Hampir satu bulan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk terasering seperti yang diharapkan. Sepanjang pematang dibuatkan lubang dengan jarak antara 4-5 m untuk menanam kelapa genjah. Mungkin jaraknya sedikit rapat, pertimbangan saya waktu itu adalah mengantisipasi kalau ada tanaman yang mati bisa menjadi cadangan pengganti dan dengan harapan lingkungannya cepat rindang. 

D. Penanaman Pohon
Pada bulan Maret 2007 saya mulai menanam pohon kelapa, air untuk menyiram tanaman diangkut dari sungai yang kondisinya mulai mengering. Sayang sekali pada tahun itu musim panas cukup panjang, akibatnya dari 200 pohon kelapa yang saya tanam hanya 50 pohon saja yang masih bisa bertahan hidup. Saya tidak mau menyerah dan saya menyiapkan bibit baru dan saya tanami lagi pada tahun berikutnyasekaligus  saya lakukan penanaman diversifikasi /tumpang sari dengan tanaman  pisang, cempaka, tanjung, gaharu dan pepaya sekaligus menanami kembali pohon  kelapa yang sudah mati. Dari 300 pohon kelapa yang ditanam yang mati sekitar 20 pohon, berarti sudah mulai ada hasil. Dari 75 pohon pepaya yang saya tanam yang hidup hanya 60 pohon saja. Dan ternyata dari 60 pohon pepaya yang hidup menghasilkan keuntungan Rp.12.000.000,-Paling tidak biaya pembersihan dan biaya pemeliharaannya sebagian sudah bisa ditutupi dari hasil penjualan pepaya. 

E. Penghasilan.
Disamping dari penghasilan  pohon pepaya juga dapat dari hasil penjualan pisang sehingga terkumpul pada tahun pertama sebanyak 15 juta rupiah. Itu artinya lahan sudah produktip walaupun belum maksimal, sayangnya pada musim panas semua tanaman berhenti berproduksi. Dulu sebelum diolah penghasilan tanah tegalan tersebut hanya 30 ribu rupiah/ 2 bulan. Kenapa saya memilih tanaman kelapa genjah, karena kebutuhan pasar terutama untuk kelapa daksina/sarana banten pejati .Tanaman yang dapat dilihat sampai saat ini sudah memasuki tahun kelima adalah seperti foto-foto yang ada dalam tulisan ini. Semoga banyak saudara-saudara saya berminat mengikuti jejak saya. 

F. Permasalahan
  • Akses Jalan; akses jalan penting sekali sebab kebutuhan waktu mengirim saprotan dan pengangkutan produksi waktu panen, sarana transportasi memegang peran utama. Oleh karena itu prioritas pertama saya adalah membangun jalan yang bisa dilewati kendaraan.
  • Sumber Air; yang menjadi kendala kedua dalam usaha perkebunan adalah air, terutama tahun pertama sampai tahun ketiga saat tanaman masih kecil yang sangat rawan dengan perubahan cuaca. Kalau diperhatikan bahwa produksi pertanian di musim panas untuk lahan kering sangat kecil sekali. Sebab  pertumbuhan pohon waktu itu akan terhenti, daun-daun berguguran dan bisa-bisa akan mati kalau panasnya berkepanjangan. Itulah sebabnya sangat dibutuhkan pengairan alternatif disaat keadaan darurat, perlu ada sumber air walaupun kecil, paling tidak tanaman dapat bertahan hidup.
  • Dampak dari tanaman kekurangan air dapat dilihat dari bentuk buah kelapa sejak masih bunga sampai jadi buah, bentuk buah kelapa di musim hujan besar dan bundar dan kalau di musim panas kecil dan lonjong. 
  • Saprotan; Sarana produksi seperti pupuk dan obat-obatan harus tersedia setiap saat, kalau sudah waktunya untuk dipupuk terutama menjelang musim hujan dan menjelang akhir musim hujan, minimal 2 kali dala setahun. Kebutuhan pupuk di lahan kering sangat besar, karena tanahnya poros dan mudah hanyut disaat musim hujan tiba apalagi kemiringan lahan cukup terjal.
  • Pemeliharaan; perawatan dibutuhkan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma dan tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dibutuhkan tenaga kerja untuk membersihkan lahan terutama kalau musim hujan. Saat itu pertumbuhan tanaman liar sangat cepat, bersaing dengan tanaman utama. Hasil rabasan semak belukar dan dijadikan pupuk organik.

G. Pemecahan Masalah
  • Pembuatan jalan dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemilik lahan sepanjang areal yang akan dilewati. Butuh biaya dan pengorbanan tetapi senang kalau bisa diwujudkan dan itupun dapat saya wujudakan dengan membuka jalan sepanjang 600 meter dengan lebar 7 meter dengan biaya swadaya.
  • Mencari sumber air atau memasang air ledeng, terutama untuk tanaman muda/bibit.
  • Menyiapkan saprotan sebelum dibutuhkan, kalau tidak disiapkan sebelumnya saat dibutuhkan stok di penjual bisa habis.
  • Kontrak tenaga kerja musiman, agar sewaktu-waktu siap bekerja.
H. Kesimpulan.
  • Asal ada kemauan pasti ada jalan, jangan menyerah sebelum mencoba, jangan cepat putus asa, kerjakan terus apa yang bisa dikerjakan, asal pangsa pasar tersedia.
  • Kerjakan sesuatu dengan senang, jangan hanya berorientasi pada keuntungan semata, maka kita akan dapat menerima resiko apapun kalau kita sudah siap mental. Tak ada perjuangan tanpa rintangan. Makin besar tantangan makin besar kepuasan yang kita dapatkan.
  • Untuk meraih mimpi harus disertai doa, usaha, dan teknik/strategi
  • Selamat mencoba,semoga termotivasi.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar